Refleksi 73 Tahun Jemaat Betel Pintukota Besar Dalam Kerja Pelayanan

Daftar Isi

 

Foto: fbGMIMBETEL

Gmimbetel Pintukota Jemaat Betel Pintukota Besar merupakan komunitas orang percaya yang yang berlatar belakang suku Sangihe yang secara fundamental dijamannya hidup atau berjemaat dengan cara berpindah-pindah dari desa satu ke desa yang lain.

Cara hidup ini disebabkan oleh pilihan perkebunan (bercocok tanam) yang tidak menetap atau di istilahkan oleh para tua-tua "perombakan hutan". Disetiap ada perkebunan baru disitulah jemaat Betel  mula-mula beribadah mulai dari wilayah Tanjung Merah, hingga pemukiman Mawali dan Gunung Woka.

Belum lagi dengan hadirnya kelompok separatis di Sulawesi Utara yakni "Perjuagan Rakyat Semesta" Permesta tahun 1957 menambah daftar kesengsaraan jemaat untuk membangun persekutuan, yang pada akhirnya di tahun yang sama mereka harus beribadah di hutan-hutan liar pulau lembeh demi sebuah keselamatan.Sumber (alm.Piterson Sondak)

Anugerah kesaksian pelayanan militansi inilah kemudian memberikan motivasi pada mereka untuk terus membangun persekutuan apapun ancamannya itu. Mengingat sudah mendapat legitimasi dari dua jemaat yakni Jemaat Gmim Mawali I dan Jemaat Gmim Gunung Woka tahun 1952.

Waktu pun terus berjalan tanpa batas mendapingi perkembangan jemaat sampai pada titik kenyamanan dan keamanan membangun persekutuan hingga awal tahun 1970-an.

Dibawa kepemimpinan Pdt.Fristy Arthur Kelung M.Th Tonggak sejarah pun terukir bagi jemaat Betel Pintukota Besar disaat penantian panjang dari lelahnya perjuangan sepanjang masa dalam beragam persoalan persekutuan entah itu lahir dalam jemaat sendiri maupun luar jemaat, bangunan gereja akhirnya diresmikan dan ditahbiskan oleh pemerintah Sulawesi Utara melalui Wakil Gubernur Fredy Harry Sualang dan Badan Pekerja Majelis Sinode oleh Pdt DR.A.OD Supit tepat pada syukur Hut ke 56 15 April 2008.

Ini semacam Kairos (yunani: waktu yang tepat) Tuhan bagi harapan para tua-tua jemaat saat itu yang masih bisa melihat serta menyaksikan perjuangan mereka membangun jemaat dan tempat ibadahnya yang presentativ, mereka diantaranya ; Ibu.Fien Sasue(almh), Bpk.Arnold Tapahing(alm), Ibu.Marlina Patolenganeng(almh), Ibu.Adolfina Siolangeng(masih hidup), Ibu.Betrida Abram(almh)

Kini Jemaat Betel Pintukota Besar mejelma menjadi barometer  bagi jemaat-jemaat di pulau lembeh khususnya wilayah Bitung Enam dengan roll model pelayanan Yesus Kristus, Berintegrasi, pastoralism dan modern.

Dari profil jemaat Betel  hari ini dalam gambaran (journey) bahwa setidaknya sesuatu yang diharapkan sejak 73 tahun silam sudah terjawab melalui  kerja pelayanan kongkrit meskipun tidak sedikit juga belum dikerjakan.  Kini dari pendeta yang pernah melayani di Jemaat Betel butuh generasi ke-7 melengkapi secara keseluruhan bangunan gerejaNya.

Pdt.Christina Sumolang merupakan pimpinan jemaat ke-7 sejak Pnt.Simon Bukasiang(alm) tahun 1952 yang hari ini hampir selesai menyelesaikan misi bangunan gedung gereja yang representative melalui pembangunan menara. Meskipun tahun 2024 lalu sebagian jemaat mengalami kerugian material yang tidak sedikit akibat bencana alam dasyat, tetapi tidak menjadi penghalang jemaat menjawab panggilan Tuhan.

Kini kasih Kristus menyelimuti pelayanan jemaat Betel bersama dengan Pdt.Christina Sumolang S.Th dalam menyelesaikan pergumulan fisik bangunan menara dan pastoral iman bagi jemaat KOLOM 1-7  agar tetap setia menjadi pengikut Kristus yang militansi hingga pada kesudahannya. Tuhan memberkati

Penulis: Pnt.Denius Sondoh, Sekretaris BPMJ periode 2022-2026

Posting Komentar