MTPJ Minggu Berjalan 20-26 Mei 2018 Kis 2:1-13
Daftar Isi
TEMA BULANAN :
“Memperkokoh Sinergisme demi Keutuhan dan Kesinambungan Pelayanan”
TEMA MINGGUAN : “Roh yang Mempersatukan”
Bacaan Alkitab :Kisah Para Rasul 2:1-13
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Bacaan Alkitab :Kisah Para Rasul 2:1-13
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja terpanggil
untuk melakukan tugas bersekutu, bersaksi dan melayani ditengah dunia ini.
Tugas kerja pelayanan ini tentu tidak dapat dilakukan sendiri oleh gereja dan
segenap orang percaya. Dan karena itu sangat membutuhkan peran Roh Kudus yang
akan menuntun, membimbing dan berkarya dalam segenap realitas kehidupan.
Pekerjaan Roh Kudus
sering menjadi polemik panjang ditengah pelayanan gereja. Bukan karena kita
tidak ada dalam pengakuan bersama tentang itu (tentang Roh Kudus), akan tetapi
sering kali yang dipersoalkan ialah bagaimana kita dapat mengakui sekaligus
membedakan mana pekerjaan Roh Kudus dan bukan. Hal ini dapat terukur ketika ada
kelompok-kelompok tertentu dalam gereja yang hendak membatasi dan atau
sebaliknya mengasumsi-kan cara kerja Roh Kudus dalam sebuah persekutuan. Seolah
pekerjaan Roh Kudus hanya melalui pemberian Bahasa Rohdan mengabaikan
karunia-karunia yang lain untuk membangun iman jemaat. Belum lagi bila
dalam banyak kesempatan kita mende-ngar bahwa kami adalah kelompok yang penuh dengan
Roh Kudus dan yang lain tidak atau biasa-biasa saja.
Inilah fakta yang
sering kita jumpai dalan kehidupan bergereja dewasa ini yang mulai terjebak
pada sikap dan pandangan yang mulai terkotak-kotak dan sulit untuk saling
menerima dan mengakui. Kerukunan yang selama ini terpelihara kini menjadi sarat
konflik.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kisah Para Rasul
menceritakan sejarah gereja Kristen awal setelah naiknya Yesus Kristus ke
sorga. Kisah Rasul secara garis besar menggambarkan tentang peristiwa
perjalanan Injil dari Yerusalem, ibu kota Yehuda dunia Yahudi.
Hari Pentakosta adalah
hari yang kelima puluh setelah kebang-kitan Yesus Kristus. Secara linguistic
Pentakosta berasal dari bahasa Yunani Pentekoste yang
secara harafiah berarti kelimapuluh adalah hari dimana terjadinya pencurahan
Roh Kudus kepada murid-murid (para rasul) di Yerusalem. Secara historis, hari
raya pentakosta ini telah dikenal oleh orang Yahudi yang memaknainya dengan
perayaan pesta panen dimana roti-roti yang pertama dibuat dari hasil utama
gandum yang baru dipanen dan dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Dan
ketika mempersembahkan korban tersebut, maka semua orang harus berkumpul untuk
menikmati berkat-Nya dan tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan atau
aktifitas apapun . Sebab itu mereka menyebutnya hari raya Pertemuan
Kudus.
Kehadiran Roh kudus
kala itu dengan memperdengarkan bunyi seperti tiupan angin keras (ayat 2) yang
juga merupakan lambang dari suatu keberadaan yang tidak kelihatan tapi dapat
dirasakan. Hal ini sejajar dengan pneuma (Yunani) berarti juga
angin. Dan ketika itu nampaklah dalam bentuk lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebaran dan hinggap pada setiap orang. Kesaksian ini hendak menunjukan bahwa
ungkapan “lidah seperti nyala api” mau menggambarkan
sebuah karya melalui kuasa yang luar biasa itu hendak mendorong/menggerakan
bahkan memberi kesanggupan kepada para murid/rasul untuk berkata-kata,
berbicara, berbahasa dan atau bersaksi tentang Yesus Kristus yang telah bangkit
itu.
Peranan pekerjaan Roh
kudus telah membuat para Rasul dapat berbicara dalam bahasa yang diberikan oleh
Roh itu, dan bahasa yang mereka ucapkan ketika itu dapat dimengerti dan
dipahami oleh orang-orang yang hadir disaat itu, yang walaupun bahasa dan
bangsa mereka berbeda dengan para rasul (ayat 9-11). Beragamnya latar belakang
bangsa dan bahasa dikala itu, tentu menjadi kesulitan tersendiri bagi para
rasul untuk menyampaikan kesaksian kepada orang yang notabenenya bukan
sebangsa, apalagi sebahasa. Tetapi itu bukan karena para murid ataupun
kemampuan linguistic mereka yang menguasai berbagai bahasa melainkan karena
peranan Roh Kudus. Tentu peranan Roh Kudus sanggup untuk menyatukan
berbagai perbedaan (apakah bangsa,bahasa) sehingga mereka saling mengerti
sesuai kesaksian dalam ayat 6 bahwa :..mereka masing-masing mendengar
rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri juga dalam
ayat 8 :….bagai mana mungkin kita masing-masing mendengar mereka
berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai dinegeri
asal kita.Dengan perkataan lain bahwa melalui pekerjaan Roh Kudus
mujizat untuk berkata-kata dan mujizat untuk mendengar telah berpadu/menyatu
dan berkarya bagi segenap orang disaat itu, baik para rasul maupun semua orang
yang mendengarkannya.
Sekalipun karya Roh
kudus sangatlah fenomenal, tetapi tidak semua orang memiliki kepekaan yang
tinggi tentang itu. Ada diantara mereka yang malah sebaliknya menyindir
pekerjaan Roh Kudus dengan berkata bahwa”mereka sedang mabuk oleh anggur
manis”(ayat.13). Tapi dalam jumlah yang besar, mereka
tercengang-cengan dan heran ketika menyaksikan peristiwa itu.
Makna dan Implikasi
Firman
Kita semua tahu bahwa
pemberian Roh Kudus adalah bagian dari penggenapan janji Allah untuk
memperlengkapi segenap orang percaya dengan kuasa Ilahi. Menjadi bagian dalam
kuasa Ilahi itu bukanlah hal yang mudah. Roh Kudus bekerja dalam diri orang
percaya dalam berbagai bentuk dan pasti menurut kehendak Bapa dan bukan menurut
ukuran dan kepantasan manusia. Pada hakekatnya karya Roh Kudus adalah untuk
memperkatakan dan menyampaikan berita keselamatan dan Yesus Kristus yang telah
bangkit mengalahkan maut, adalah pusat atau inti pemberitaan itu.
Roh Kudus yang telah
berkarya dihari Pentakosta itu terhadap para rasul, mampu mempersatukan banyak
orang dari berbagai suku bangsa. Penyatuan itu tidak semata menjadikan mereka
itu sama secara personal, tapi dalam kebersamaan mereka mampu berkata dan
mendengar Kristus yang adalah satu-satunya jalan keselamatan. Kesatuan didalam
Kristus dalam peran Roh Kudus, menepis pandangan yang arogan, primordial dan
diskriminatif untuk melihat bahwa hanya kita, dan atau kelompok kitalah yang
memiliki kuasa Roh Kudus. Kuasa Roh Kudus harus mampu menempati tatanan hidup
orang percaya sehingga menjadi pemersatu bagi yang berselisih paham, menjadi
perekat bagi yang terpecah-belah, menjadi patokan dan ukuran dalam kebaikan,
kebenaran dan kejujuran dan bahkan mampu untuk mengatakan itu (baik, benar dll)
dalam keadaan-keadaan yang sulit, tertekan dan penuh intervensi. Peranan
Roh Kudus mampu menjadikan kehidupan orang percaya penuh keberanian dan jauh
lebih tegar, yang walaupun seringkali hal itu berkonsekuensi pada penolakan,
penganiayaan dan sebagainya.
Dari berbagai aspek
kehidupan manusia, apakah budaya, suku bangsa, ekonomi, hukum dan peradilan,
politik, masalah sosial kita sangat membutuhkan peran dan karya Roh Kudus,
supaya benar-benar, kehidupan yang lebih baik dan menjadi berkat bagi
siapa saja akan dapat dilakukan oleh kita sebagai orang-orang yang telah
menerima keselamatanitu dan menerima Roh Kudus.
PERTANYAAN UNTUK
DISKUSI:
1. Apa yang saudara pahami tentang Roh yang
mempersatukan menurut bagian bacaan Kisah Para Rasul 2:1-13
2. Jelaskan seperti apa bentuk-bentuk pekerjaan
Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya maupun gereja.
NAS PEMBIMBING: Yoel 2:28-29
POKOK-POKOK DOA:
·
Gereja terus berseru
untuk dipimpin Roh Kudus.
·
Tiap orang percaya
dapat menunjukkan cara hidup berserah pada kuasa Roh Kudus.
·
Hidup dalam persatuan
dan persekutuan sekalipun berbeda-beda
TATA IBADAH YANG
DIUSULKAN: HARI RAYA PENTAKOSTA 1
NYANYIAN YANG
DIUSULKAN :
Persiapan :
Hormat Bagi Allah Bapa
Ses Nas Pembimbing:
Roh Kudus Kau Hadir Disini
Pengakuan Dosa : NKB
No. 22 Walau Dosamu Merah
Pemberitaan Anugerah
Allah: KJ No. 240a Datanglah, Ya Sumber Rahmat
Ajakan Untuk Hidup
Menurut Roh: KJ No. 237 Roh Kudus, Tetap Teguh
Persembahan : KJ No.
235 Kudengar BerkatMu Turun
Penutup: KJ No. 249
Serikat Persaudaraan
ATRIBUT:
Warna dasar merah
dengan simbol Salib dan Lidah api.
Posting Komentar